Pernah di sebuah perjalanan dari Jambi ke Padang, aku bertemu seorang perempuan tua berumur 65 tahun. Kami duduk sebangku. Beliau orang yang hangat dan sangat bersahabat. Penampilannya jauh dari kesan tua bangka. Sangat berjiwa muda. Sepanjang perjalanan kami mengobrol, mulai dari hal-hal ringan sampai diskusi yang cukup berat.
Namanya bu Mainar, pensiunan guru SMA 1 Jambi. Dari semua diskusi kami, satu hal yang membuatku tak kan lupa adalah kisah cintanya. Aku jadi senyum geli mendengarnya. Kisah kasih tak sampai. Bak dongeng siti nurbaya. Dimulai dari pertanyaan bu mainar tentang siapa calon suamiku. Aku yang sudah mulai akrab dengan beliau dan terbuka, akhirnya berterus terang tentang zahidku. Bagaimana proses pertemuan, kasmaran dan akhirnya jatuh cinta hingga memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta kami dalam sebuah pernikahan.
Bu mainar, senyum-senyum saja saat mendengar penuturanku.
"hei nik, ibu juga punya kisah yang hampir mirip dengan kisah nik"
"wuih seru nih, ibu serius", selidikku
"Iya", jawabnya mantap
Akhirnya beliau bertutur seperti air mengalir. Dulu semasa masih menjadi mahasiswa, bu Mainar punya sahabat pena, seorang mahasiswa bersuku jawa dan kuliah di Jawa. Dari koresponden sebagai sahabat meningkat menjadi sebuah kisah cinta jarak jauh. Jarak bukanlah penghalang bagi mereka yang jatuh cinta. love is blind. Cinta tak pernah mengenal jarak atau apapun. Cinta sebuah filosofi yang rumit. Akhirnya si Pria idaman pun berniat akan ke Padang melamar bu Mainar. Darah muda mereka membuat halangan menjadi tantangan yang akan mempermanis kisah cinta mereka berdua. Walaupun ditentang orang tua, bu Mainar bertekad untuk setia menunggu janji sang pujaan.
Tapi, takdir adalah kepunyaan Allah. Manusia hanya perencana, tapi Allah lah yang memutuskan takdirnya. Bencana gunung merapi di Jawa mengakhiri kisah cinta mereka. Konon sang pujaan menjadi salah satu korbannya. Sejak saat itu, hubungan mereka terputus. Janji setia pun menjadi sebuah cerita usang.
Endingnya bu Mainar menikah dengan orang lain, pria minang pilihan orang tuanya. Bu Mainar menjalani semua dengan ikhlas dan sabar. Aku mendengar kisahnya dengan seksama. Hingga tercetus dari mulutku.
"Apakah ibu, masih mencintai pria itu?"
Dengan mimik serius beliau menjawab "Ya", beliau berhenti sebentar dan melanjutkan,"Bahkan Ibu masih menyimpan surat-suratnya".
Kisah beliau menjadi pelajaran berharga untukku, tentang keyakinan dan kesabaran bu Mainar dalam menjalani kisah cintanya. Dan satu hal yang pasti bahwa love is not having but being.
Sisa perjalanan kulalui dengan berpikir dalam tentang makna sebuah cinta. Semoga kisah cintaku denga zahid berakhir happy ending. I cant wait anylonger.
padang, dini hari rabu.
PEMANFAATAN BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

taken from agungpambudi article

Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama Indonesia.Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang.Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyakSalah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akanmengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).

Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.

Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif

Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil. 1. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome) Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah. Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya. 2. Reaktor floating drum Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap. 3. Reaktor balon Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas. Konversi limbah melalui proses anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu :- biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.- Selain keuntungan energy yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

hanya puisi

MATINYA SEEKOR KUPU-KUPU
Bukan, bukan maksudku Melakukannya
Akupun sunyi dalam kebisingan
Aku sengsara dalam kemegahan
Pembangunan kota
Memang……..
Semestinya aku tak melakukaannya
Walau harus berbagi kelam dengan warna
Tapi bukankah madu yang kuhisap
Lalu, kenapa aku tak diberi
kesempatan, sedikitpun
Letih……….
Aku sangat letih
Walau suaraku tak mau keluar
Hanya kebisuan bernada
Tapi biarlah kupendam sendiri
Walau warnaku kian suram tak menarik
Hanya sebuah siluet di antara bayang-bayang
Gedung pencakar langit
Tapi biarlah aku merasakan kehadiranku
Biarlah………
Ucapku
Tak pasrah
Tubuhku terjerambab di aspal jalanan
Di antara ribuan sepatu-sepatu berjalan
Menghitung detik
Pelan pekikku
Ini juga bumiku
Apakah kalian dengar??

SANG TERGUGAT

Dari tergugat
Tidak yang mulia
Saya tidak butuh pengacara
Ataupun pembela
Saya tak butuh saksi
Ataupun sanksi
Saya tak butuh juri
Ataupun pemerhati
Saya muak Yang Mulia
Melihat mereka-mereka
Yang senantiasa mengacungkan
Telunjuk-telunjuk kemunafikan
Sampah-sampah busuk yang mereka impor
Membubung kian kemari
Hutan-hutan tropis
Layaknya zambrut hijau
Mereka babat, musnah
Habitat-habitat ajaib itu
Logam dan bebatuan
Dikorek tanpa henti sampai ke ujung bumi
Tanah dibeton dan dijejali gedung-gedung
Yang angkuh
Hingga manusia pun terpinggirkan
Tapi, lihat………
Mereka-mereka semuanya mengacungkan
Telunjuk-telunjuk kemunafikan
Ke depan, ke atas, ke bawah
Ke segala arah
Pengecut, mereka-mereka memang pengecut
Saya
Yang lahir dengan segenap tetesan darah
Dalam deru peluru kasih sayang
Saya,
Yang lahir dengan segenap karunia Tuhan
Dalam alunan pujian Ilahi
Saya,
Yang tumbuh dengan segenap caci maki
Dalam kepiluan dan ketakberdayaan
Yang Mulia,
Saya tak butuh pengadilan ini
Saya tidak bersalah!!!
Retyped at 13 ramadhan 1428 H (25 October 2007 M) Telanaipura, Jambi

Hanya puisi

SATU EPISODE TERTINGGAL

Celoteh pohon pada angin

Angin, kenapa hembusanmu kian kencang?

Hingga dahan, akarku gemertak

Bahkan patah

Angin, kenapa hembusanmu begitu kencang menyesakan?

Kepulan asap pembakaran

Menusuk hatiku

Angin, kenapa hembusanmu begitu berkabut?

Penuh dengan jelaga hitam

Menumpuk memenuhi dapur-dapurku

Celoteh ikan pada sungai

Sungai, kenapa dirimu bak jelaga

Radioaktif, jasad belerang

Dan logam sekarat membunuh jutaan

Spesiesku

Celoteh angin dan sungai

Kenapa daku dipersalahkan

Daku tidak mengerti apapun

Bahkan daku hanyalah makhluk naïf

Kenapa aku dipersalahkan

Daku tidak mengerti apapun

Bukankah daku hanyalah

Bagian benda mati dari sekelumit kehidupan

Kenapa daku dipersalahkan

Tanyakan pada berjuta gedung menjulang

Tinggi

Tanyakan pada mesin industri, cerobong

knalpot, reaktor

Tanyakan pada kotak dan kardus plastik atau

serat sintetis

Celoteh gedung menjulang, mesin industri,

cerobong knalpot, reaktor, kotak dan kardus

plastik atau serat sintetis

Kenapa daku dipersalahkan

Bukankah aku hanyalah sekelumit kecil

Rekayasa manusia

Lalu, apa celoteh manusia

Littleza

Time is going run quickly. There are spaces between us but in our heart. And never give up to make our dreams come true. You ll be my little za, forever.
Mawar
Mawar merah adalah kecintaannya, ... nama orangnyasendiri juga "Mawar". Dan setiap tahun suaminya selalumengirimkan mawar-mawar itu, diikat dengan pita indah.Pada tahun suaminya meninggal, ... dia mendapatkiriman mawar lagi. Kartunya tertulis "Be My Valentinelike all the years before". Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar,dan kartunya selalu tertulis, "Aku mencintaimu lebihlagi tahun ini, ... Kasihku selalu bertumbuh untukmuseturut waktu yang berlalu ..." Dia tahu ini adalahterakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar itu.Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar dimuka sebelum hari pengiriman. Suaminya tidak tahukalau dia akan meninggal. Dia selalu suka melakukansegala sesuatu sebelum waktunya. Sehingga ketikasuaminya sangat sibuk sekalipun,segala sesuatunyadapat berjalan dengan baik.Lalu Mawar memotong batang mawar-mawar itu danmenempatkan semuanya dalam satu vas bunga yang sangatindah. Dan meletakkan vas cantik itu disebelah potretsuaminya tercinta. Kemudian dia akan betah dudukberjam-jam dikursi kesayangan suaminya sambilmemandangi potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu. Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangatsulit baginya. Dengan kesendiriannya dijalaninyasemua. Sampai hari ini Valentine ini.. Beberapa saatkemudian, bel pintu rumahnya berbunyi,... sepertihari-hari Valentine sebelumnya Ketika dibukanya,dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanyamasuk,dan tiba-tiba seakan terkejut melihatnya. Kemudian dia langsung menelpon toko bunga itu...Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu kejammelakukan semua itu padanya, membuat dia teringatkepada suaminya..dan itu sangat menyakitkan ...Lalu pemilik toko itu menjawabnya, "Saya tahu kalausuami Nyonya telah meninggal lebih dari setahun yanglalu. Saya tahu anda akan menelpon dan ingin tahumengapa semua ini terjadi ... Begini Nyonya, ... bungayang anda terima hari ini sudah di bayar di muka olehsuami anda. Suami anda selalu merencanakan nya duludan rencana itu tidak akan berubah. Ada standingorder di file saya, dan dia telah membayar semua...maka anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun.Ada lagi yang harus anda ketahui, ... Dia menulissurat special untuk anda ... ditulisnya bertahun-tahunyang lalu...dimana harus saya kirimkan kepada andasatu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi di sinimemesan bunga mawar untuk anda... Lalu, tahun kemarin,saya tidak temukan dia di sini, ... maka surat ituharus saya kirimkan setahun lagi ... yaitu tahun ini,... surat yang ada bersama dengan bunga itusekarang... bersama dengan Nyonya saat ini." Mawarmengucapkan terima kasih dan menutup telepon,... dialangsung menuju ke buket bunga mawar itu,...Sedangkan air matanya terus menetes. Dengan tangangemetar diambilnya surat itu Di dalam surat itudilihatnya tulisan tangan suaminya menulis, "Dearkekasihku, ... Aku tahu ini sudah setahun semenjak akupergi. Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapisemua ini. Kau tahu, semua cinta yang pernah kitajalani membuat segalanya indah bagiku, Kau adalahistri ang sempurna bagiku. Kau juga adalah seorangteman dan kekasihku yang memberikan semua kebutuhanku.Aku tahu ini baru setahun, ... Tapi tolong janganbersedih ...Aku ingin kau selalu bahagia, ... Walaupunsaat kau hapus air matamu ... Itulah mengapamawar-mawar itu akan selalu dikirimkan kepadamu. Ketika kau terima mawar itu, ingatlah semuakebahagiaan kita, dan betapa kita begitu diberkati ...Aku selalu mengasihimu ... dan aku tahu akan selalumengasihimu ... Tapi, ... istriku, kau harus tetapberjalan ... kau punya kehidupan... Cobalah untukmencari kebahagiaan untuk dirimu. Aku tahu tidak akanmudah tapi pasti ada jalan. Bunga mawar itu akanselalu datang setiap tahun, ... dan hanya akanberhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawabdan pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu... Tapi kemudian dia akan datang 5 kali hari itu,takut kalau engkau sedang pergi ... Tapi jika padakedatangannya yang terakhir dia tetap tidakmenemukanmu ... Dia akan meletakkan bunga itu ketempat yang ku suruh ... meletakkan bunga-bunga mawaritu ditempat dimana kita berdua bersama lagi.. untukselamanya ...I LOVE YOU MORE THAN LAST YEAR, ... HONEY ..."
Sulaman Tangan Tuhan Ketika aku masih kecil, waktu itu ibukusedang meyulam sehelai kain.Aku yang sedang bermain di lantai, melihatke atas dan bertanya,apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwaia sedang meyulam sesuatu diatassehelai kain.Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwayang kulihat dari bawah adalahbenang ruwet.Ibu dengan tersenyum memandangiku danberkata dengan lembut, "Anakku,lanjutkanlah permainanmu,sementara ibu menyelesaikan sulaman ini,nanti setelah selesai, kamuakankupanggil dankududukkan di atas pangkuan ibu dan kamudapat melihat sulaman ini dariatas."Aku heran, mengapa ibu menggunakanbenang hitam dan putih, begitusembrawutmenurut pandanganku.Beberapa saat kemudian, aku mendengarsuara ibu memanggil, "Anakku, marikesini, dan duduklah di pangkuan ibu."Waktu aku lakuka! n itu, aku heran dan kagummelihat bunga-bunga yangindah,dengan latar belakang pemandanganmatahari yang sedang terbit, sungguhindahsekali.Aku hampir tak percaya melihatnya, karenadari bawah yang aku lihathanyalahbenang-benang ruwet.Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawahmemang ruwet dan kacau,tetapi engkau tidak menyadari bahwa dia ataskain ini sudah ada gambaryangdirencanakan, sebuah pola,ibu hanya mengikutinya." "Sekarang, denganmelihatnya dari atas, kamudapatmelihat keindahan dari apa yang ibu lakukan."Sering selama bertahun-tahun, aku melihatke atas dan bertanya kepadaTUHAN,"apa yang Engkau lakukan?"Ia menjawab, "Aku sedang menyulamkehidupanmu." Dan aku membantah,"Tetapinampaknya hidup ini ruwet,benang-benangnya banyak yang hitam,mengapa tidak semuanya memakai warnayang cerah?Kemudian TUHAN menjawab, "kamuteruskan pekerjaanmu, dan Aku jugamenyelesaikan pekerjaan-Ku di bumi ini.Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu kesurga dan mendudukkan kamu dipangkuan-Ku,dan kamu akan melihat rencana-Ku yangindah dari sisi-Ku!"SERING KALI KITA TIDAK MENGERTI APAYANG TUHAN INGINKAN DALAM HIDUP KITA..TAPI PERCAYALAH BAHWA SEMUA YANGTELAH DIA IJINKAN TERJADI DALAM HIDUPKITAADALAH YANG TERBAIK.

Meraih berkah dengan buah apel

Meraih berkah dengan buah apel dakwatuna.com - “Alhamdulillah, selama hidup saya tidak pernah makan sesuatu atau memberikan sesuatu yang dilarang Allah pada anak saya untuk dimakan. Anak perempuan saya baik dalam segala hal. Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga Allah Subhanahu wa ta`ala memberkati kalian dan menganugerahkan kalian anak yang shaleh. Saya memberikan kebun apel ini sebagai hadiah pernikahan kalian. Sekarang, pergilah menemui isterimu.” Kalimat penuntas itu ditujukan kepada seorang lelaki Tsabit bin Ibrahim, yang tidak lain adalah ayah kandung Imam Abu Hanifah –seorang imam dan cendekiawan sepanjang masa– ketika masih muda telah menjadi seorang yang sangat shaleh, jujur dan suka menolong. Ia tidak pernah iri hati pada harta benda milik orang lain. Ia juga berusaha untuk tidak melanggar hak orang lain. Siang itu udara panas sekali. Seorang anak muda berjalan sendiri, di tengah hutan gersang dengan pepohonan yang jarang. Tampak terseok-seok berjalan. Didera rasa haus dan lapar ia mencoba untuk tetap meneruskan perjalanan. Ternyata di hutan itu ia menemukan sebuah sungai kecil berair cukup jernih. “Alhamdulillah air ini cukup membantu menghilangkan dahagaku.” Dia berkata dalam hati seraya membasuh mukanya. Namun setelah air mengalir membasahi kerongkongannya, perutnya pun berteriak minta diisi. Sudah dua hari lebih ia belum makan. Sepanjang melintasi perjalanan tadi, ia belum menemukan makanan apapun. Jangankan hewan liar, pohon yang berbuah pun tak dijumpainya. Sambil duduk memandangi sungai, ia merenungi perjalanannya, atau lebih tepat pengembaraannya. Telah beberapa waktu dilalui hidupnya untuk mengembara melintasi bumi Allah, sekedar mencari pengalaman hidup dan berguru pada mereka yang ditemuinya. Tanpa sadar karena lapar dan kantuk yang mulai menyerang, dilihatnya satu dua benda yang mengapung di sungai kecil itu. Dipandanginya lebih jelas. Ya, itu adalah buah, seperti buah apel karena merah warnanya. Bangkit dari duduknya kemudian mencari sebatang dahan kayu untuk menarik buah itu ke pinggir. “Alhamdulillah, kalau rezeki tak akan kemana. Bismillahirrahmaanirrahiim….hmm, lezat sekali apel ini. Serasa masih baru dipetik dari pohonnya.” Gumamnya, setelah 3-4 gigitan yang telah ditelan, tiba-tiba anak muda itu berhenti mengunyah apel tersebut. “Astaghfirullah, buah ini belum diketahui siapa yang empunya, kok sudah aku makan tanpa seijinnya.” Sejenak kemudian mengalir air matanya. Terisak ia. “Buah ini belum halal bagiku. Duhai perutku maafkan diriku yang telah memberikan sesuatu yang belum jelas kehalalannya padamu.” Terdiam, buah apel yang sudah separuh dimakan itu kemudian ia pandangi, berpikir mencoba mengolah isi hatinya. Sebuah sikap langka untuk sekarang ini. Saat ini kejujuran begitu sulit ditemui. Kejujuran sudah menjadi barang langka, jangankan untuk mengembalikan atau menghalalkan sepotong apel, uang triliunan rupiah dibawa kabur sambil tidak ada niat untuk mengembalikannya. Atau untuk hal-hal “kecil” seperti menggunakan aset kantor untuk keperluan pribadi, sudahkah kita menghalalkannya? “Aku harus menemukan sumber dari buah apel ini. Bertemu dengan pemiliknya dan meminta kepadanya untuk mengikhlaskan satu buah apel ini untuk menjadi rezekiku.” Bergegas ia membereskan perbekalannya dan kemudian berjalan menyusuri sungai kecil itu untuk menemukan sumber buah apel yang dimakannya. Hingga sampailah ia di sebuah kebun kecil di pinggir sungai yang disusurinya itu. Tampak ada beberapa ladang dengan beberapa jenis tanaman lain di dekat situ, juga sebuah gudang kecil. Sejurus kemudian tertahan pandangannya pada sebuah rumah yang sederhana namun cukup asri yang menunjukkan penghuninya adalah orang yang rajin merawatnya. Menujulah ia kesana dengan harap-harap cemas dapat bertemu pemiliknya. Pemuda Tsabit sesekali membandingkan apel yang ada di tangannya dengan apel yang ada di sekitar kebun itu. Tsabit yakin apel yang ada di tangannya itu berasal dari kebun itu. “Assalamu’alaikum..”“Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh..” Sesosok lelaki paruh baya muncul dari balik pintu.“Siapakah engkau wahai anak muda?”“Nama saya Tsabit bin Ibrahim, apakah bapak pemilik rumah ini, juga kebun dan ladang di dekat rumah ini?”“Betul, sayalah pemiliknya.”“Apakah kebun apel itu juga milik bapak?”“Iya, kebun itu milik saya, sekarang sedang berbuah.“hmm, silakan masuk dan duduk dulu.” “Begini tuan, saya adalah seorang pengembara, ketika sedang dalam perjalanan, saya menemukan sungai kecil. Disitu kemudian saya temukan beberapa buah apel yang terapung. Karena lapar yang telah begitu mendera , saya ambil dan saya makan. Saya baru sadar bahwa buah ini pasti ada yang punya sebelumnya, hingga kemudian saya mengikuti sungai tadi dan menemukan kebun dan rumah Tuan” lanjutnya sambil memperlihatkan buah apel yang tinggal separuh.” “Hmm….”, lelaki pemilik rumah itu bergumam pendek.“Maafkan saya, sudilah kiranya Tuan yang baik hati untuk mengikhlaskan buah apel ini untukku. Tanpa keikhlasan Tuan, niscaya buah apel ini akan menjadi barang haram yang saya makan, dan saya akan menyesalinya seumur hidup saya. Tak terperi rasanya dalam urat nadi saya mengalir darah yang yang disusupi ketidakhalalan. Bagaimana pertanggungjawaban saya terhadap keturunan saya, darah daging saya kelak??” Pemuda ini kembali menyaput air mata yang menggenang.. Pemilik kebun itu adalah seorang yang alim dan shaleh. Ia tahu, dalam pandangan agama tidak ada alasan untuk tidak mengizinkan seseorang makan apel yang ditemukan di pinggir sungai. Ia merenung, “Saya ingin mengetahui, apakah anak muda ini benar-benar seorang yang ‘alim, yang takut pada Allah karena telah melakukan sesuatu yang ia tidak yakin apakah itu benar atau salah. Atau ia hanya seorang pembual bermuka dua, yang hanya ingin menarik perhatian?” Untuk bisa menjawab pertanyaan itu, akhirnya pemilik kebun apel memutuskan untuk menguji anak muda tersebut. Setelah beberapa saat pemilik kebun apel berkata dengan roman muka yang masam. “Anak muda, saya tidak bisa begitu mudah memaafkan kamu, saya punya persyaratan untuk itu.” Tiba-tiba ia mendapat ide untuk menguji anak muda ini. “Baiklah, tapi saya mengajukan persyaratan. Untuk apel yang telah engkau makan, engkau harus membayarnya dengan bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa bayaran. Jadi engkau hanya akan mendapat makanan dan minuman sehari-hari sebagai upah bekerja itu. Dan untuk itu, engkau boleh menempati gudang di sebelah itu sebagai tempat bernaungmu.” Awalnya Tsabit muda bersiteguh untuk membayar apel itu, tetapi pemilik kebun apel tidak mengizinkannya. Tercekat pemuda itu mendengar ucapan si orang tua. Lama ia terdiam, kacau, kalut, menimbang-nimbang. Akhirnya, setelah menghela nafas sambil beristighfar berkali-kali, ia mengangguk. Tidak ada pilihan lain. Ia harus memperbaiki kesalahannya, agar dimaafkan. Tanpa berpikir panjang lagi segera ia menyetujui persyaratan yang sulit itu. Selama tiga tahun ia bekerja untuk pemilik kebun apel itu. “Tuan, mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah, ini sudah menjadi suratan nasib saya. Kiranya Allah mengetahui apa yang terbaik bagi saya demi halalnya makanan yang masuk ke dalam tubuh saya ini.” Akhirnya bekerjalah sang anak muda itu di kebun dan ladang lelaki tua. Dengan giat dijalani hidupnya di ladang dan kebun tersebut. Seraya selalu memohon keberkahan dalam lakon hidup yang dijalaninya. Setelah 3 tahun berjalan, anak muda itu kemudian menemui pemilik kebun.“Tuan, hari ini hari terakhir saya bekerja disini. Saya telah menyelesaikan janji saya memenuhi permintaan Tuan.” Pemilik kebun apel sadar, bahwa anak muda ini, yang sedang berdiri di hadapannya, adalah orang yang luar biasa. Anak muda ini telah memikat hatinya dan karenanya ia tidak akan membiarkan anak muda ini pergi begitu saja. Pemilik kebun apel sejenak kemudian menjawab, “Tunggu dulu anak muda, masa 3 tahun sudah engkau jalani, namun saya belum dapat memaafkan. Persayaratan terakhir adalah engkau harus menikahi putriku semata wayang. Yang perlu engkau ketahui bahwa ia tidak dapat menggerakkan tangannya, tidak bisa berjalan, tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat. Seandainya engkau menerimanya sebagai istri, maka kuikhlaskan buah apel dari kebunku yang engkau makan waktu itu.” Jujur saja, menikahi seorang wanita cacat, adalah perkara yang sulit. Persyaratan ini sangat berat bagi Tsabit. Tapi hidup dengan mengabaikan suara hati nurani dan ketika kelak meninggal dan akan bertemu dengan Allah, tentunya lebih berat lagi. Tsabit merenung, begitu aneh perannya dalam kehidupan yang bisa terjadi, hanya karena menemukan apel yang sedang menggelinding di tepi sungai, lalu menggigitnya tanpa berpikir panjang. Sambil memandang tanah dengan wajah pucat pasi Tsabit berkata : “Duhai, ujian apa lagi ini ya Allah, setiap lelaki tentu mengharapkan istri yang sempurna, secantik bidadari, bermata jeli dengan riasan mahkota permaisuri di kepalanya. Tak terbayang betapa berat semua ini.” Pilu doanya dalam hati. Namun sebagai. “Ya, saya menyetujui persyaratan Tuan, dengan begitu sebaiknya Tuan memaafkan saya.” akhirnya lelaki yang teguh memegang janjinya itu mengangguk. Di dalam setiap ujian, ada hikmah yang semoga dapat meningkatkan ketakwaannya. Beberapa hari kemudian, Tsabit menikah dengan anak perempuan si pemilik kebun apel secara sederhana. Pada malam harinya, Tsabit pergi menuju kamar pelaminan, dimana mempelai wanita telah menunggunya. Di sana ia melihat seorang muslimah impian yang cantik jelita, yang tersenyum padanya. Tsabit merasa takjub dan terheran-heran: “Ya Allah, saya telah salah masuk kamar.” Tsabit bergegas meninggalkan kamar dan dalam sekejab ayah wanita itu datang menghampirinya. “Maaf, saya telah salah masuk kamar.” Tsabit mencoba menjelaskan dengan wajah tersipu malu. “Itu bukan kamar yang salah. Ia adalah anak perempuan saya.” jawab si pemilik kebun apel yang sekarang telah menjadi mertuanya. “Saya sudah menemuinya. Tapi ia bukanlah anak perempuan seperti yang Tuan ceritakan pada saya. Ia sama sekali tidak cacat seperti yang Tuan katakan.” Mertuanya berkata sambil tersenyum, “Anakku! Anak perempuan saya lumpuh, karena ia sampai saat ini tidak pernah memasuki tempat hiburan manapun, ia buta, karena sampai sekarang tidak pernah memandang laki-laki yang tak dikenalnya, ia juga tuli, karena ia selama ini tak pernah mendengar fitnah dan hanya mematuhi Al Qur’an dan kata-kata Rasululllah Shalallaahu Alaihi wa Sallam.” Subhanallah sungguh keshalihahan seorang muslimah sejati. Hal Ini juga sudah langka. Saat ini kita begitu sulit menemukan seorang muslimah yang “buta, bisu, tuli, dan lumpuh” dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Mungkin ada, tetapi begitu sulit menemukannya. Mungkin, bagi seorang laki-laki yang menginginkan muslimah seperti ini, setidaknya harus memiliki kejujuran yang dimiliki oleh Tsabit. Karena alasan itulah sang pemilik kebun mempertimbangkan secara mendalam dan akhirnya mengambil keputusan menyerahkan anak perempuannya kepada Tsabit, karena dia telah yakin bahwa Tsabit pantas mendapinginya. Karena takut pada sari apel yang telah masuk ke dalam perutnya, setuju untuk bekerja selama 3 tahun hanya agar kesalahannya dimaafkan. “Alhamdulillah, selama hidup saya tidak pernah makan sesuatu atau memberikan sesuatu yang dilarang Allah pada anak saya untuk dimakan. Anak perempuan saya baik dalam segala hal. Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga Allah Subhanahu wa Ta`ala memberkati kalian dan menganugerahkan kalian anak yang shaleh. Saya memberikan kebun apel ini sebagai hadiah pernikahan kalian. Sekarang, pergilah menemui isterimu.” Begitu mendengar kata-kata itu, Tsabit segera melupakan semua kegundahan di hatinya selama ini dan pergilah ia menuju pasangan hidupnya yang berharga dan sangat dikasihinya. Dari pernikahan ini lahirlah Imam besar Abu Hanifah, yang mengajarkan dasar-dasar Mahzab Hanafi. Tsabit telah memakan setengah buah apel, terus mencari pemiliknya meskipun harus menempuh perjalanan sehari semalam. Kemudian dia sanggup untuk menikahi anak pemilik kebun meskipun dikatakan bahwa putrinya tersebut buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Sungguh semua itu dilakukan Tsabit demi kehalalan sebuah apel. Namun karena ‘kehalalan’ inilah dia beroleh berkah dari Allah. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Al Fathir:29)

Za poems

Missing You
by The Thinker
No words I write can ever say,

How much I miss you everyday.

As time goes by the loneliness grows,

How I miss you... nobody knows.

I think of you in silence,

I often speak your name.

But all I have are memories, And a photo in a frame.

No one knows my sorrow,

No one sees me weep.

But the love I have for you,

Is in my heart and mine to keep.

I never stopped loving you,

I don't think I ever will. Deep inside my heart,

You are with me still.

Heartaches in this world are many,

But mine is worse than any.

My heart still aches

as I whisper low,

"I need you... and miss you so."

The things we feel so deeply,

Are often the hardest things to say.

But I just can't keep quite anymore,

So I'll tell you anyway.

There is a place in my heart,

That no one can fill.

I love you... and I always will.

Allah ndak ndeso (cak nun)

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. "Cak Nun,"kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan.""Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya."Ah, mosok Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun."Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi.Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong, Tuhan tidak berada di mesjid, melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata Tuhan:kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu. Kalau engkau menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu. Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang manadari tiga orang ini. Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran,membangun masjid, tapi korupsi uang negara.Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?"Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga. Kalau korupsi uang negara, itu namanya membangun neraka, bukan membangun masjid. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya sembahyang dan membaca Al-Quran.Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya : kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama. Idealnya, orang beragama itu seharusnya memang mesti shalat, ikut misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang.Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, shalat, baca al-quran, pergi ke kebaktian, ikut misa, datang ke pura, menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama.Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh'afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya.Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan.Ekstrinsik VS IntrinsikDalam sebuah hadis diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendengar berita perihal seorang yang shalat di malam hari dan puasadi siang hari, tetapi menyakiti tetangganya dengan lisannya. Nabi Muhammad SAW menjawab singkat, "Ia di neraka." Hadis ini memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup.Ibadah ritual mesti dibarengi ibadah sosial. Pelaksanaan ibadah ritual yang tulus harus melahirkan kepedulian pada lingkungan sosial. Hadis di atas juga ingin mengatakan, agama jangan dipakai sebagai tameng memperoleh kedudukan dan citra baik di hadapan orang lain. Hal ini sejalan dengan definisi keberagamaan dari Gordon W Allport. Allport, psikolog, membagi dua macam cara beragama: ekstrinsik dan intrinsik.Yang ekstrinsik memandang agama sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan. Agama dimanfaatkan demikian rupa agar dia memperoleh status darinya. Ia puasa, ikut misa, kebaktian, atau membaca kitab suci,bukan untuk meraih keberkahan Tuhan, melainkan supaya orang lainmenghargai dirinya. Dia beragama demi status dan harga diri. Ajaran agama tidak menghujam ke dalam dirinya.Yang kedua, yang intrinsik, adalah cara beragama yang memasukkan nilai-nilai agama ke dalam dirinya. Nilai dan ajaran agama terhujam jauh ke dalam jiwa penganutnya. Adanya internalisasi nilai spiritual keagamaan. Ibadah ritual bukan hanya praktik tanpa makna. Semua ibadah itu memiliki pengaruh dalam sikapnya sehari-hari. Baginya, agama adalah penghayatan batin kepada Tuhan. Cara beragama yang intrinsiklah yang mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan penuh kasih sayang.Keberagamaan ekstrinsik, cara beragama yang tidak tulus, melahirkan egoisme. Egoisme bertanggungjawab atas kegagalan manusia mencari kebahagiaan, kata Leo Tolstoy. Kebahagiaan tidak terletak pada kesenangan diri sendiri. Kebahagiaan terletak pada kebersamaan. Sebaliknya, cara beragama yang intrinsik menciptakan kebersamaan.Karena itu, menciptakan kebahagiaan dalam diri penganutnya dan lingkungan sosialnya. Ada penghayatan terhadap pelaksanaan ritual-ritual agama.Cara beragama yang ekstrinsik menjadikan agama sebagai alat politis dan ekonomis. Sebuah sikap beragama yang memunculkan sikap hipokrit; kemunafikan. Syaikh Al Ghazali dan Sayid Quthb pernah berkata, kita ribut tentang bid'ah dalam shalat dan haji, tetapi dengan tenang melakukan bid'ah dalam urusan ekonomi dan politik. Kita puasa tetapi dengan tenang melakukan korupsi. Juga kekerasan, pencurian, dan penindasan.Indonesia, sebuah negeri yang katanya agamis, merupakan negara penuh pertikaian. Majalah Newsweek edisi 9 Juli 2001 mencatat, Indonesia dengan 17.000 pulau ini menyimpan 1.000 titik api yang sewaktu-waktu siap menyala. Bila tidak dikelola, dengan mudah beralih menjadi bentuk kekerasan yang memakan korban. Peringatan Newsweek lima tahun lalu itu, rupanya mulai memperlihatkan kebenaran. Poso, Maluku, Papua Barat, Aceh menjadi contohnya. Ironis.Jalaluddin Rakhmat, dalam Islam Alternatif , menulis betapa banyak umat Islam disibukkan dengan urusan ibadah mahdhah (ritual), tetapi mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan, dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara mereka. Betapa banyak orang kaya Islam yang dengan khusuk meratakan dahinya di atas sajadah, sementara di sekitarnya tubuh-tubuh layu digerogoti penyakit dan kekurangan gizi.Kita kerap melihat jutaan uang dihabiskan untuk upacara-upacara keagamaan, di saat ribuan anak di sudut-sudut negeri ini tidak dapat melanjutkan sekolah. Jutaan uang dihamburkan untuk membangun rumah ibadah yang megah, di saat ribuan orang tua masih harus menanggung beban mencari sesuap nasi. Jutaan rupiah uang dipakai untuk naik haji berulang kali, di saat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Secara ekstrinsik mereka beragama, tetapi secara intrinsik tidak beragama. (quoted from milis beasiswa)